Manusia dan Pandangan Hidup
Tugas IV
Ilmu Budaya Dasar
Manusia dan
Pandangan Hidup
Dosen: Auliya R
Nama : Sabrina Zahra Aulia
NPM/Kelas : 19114910/1KA01
Jurusan : Sistem Informasi
Fakultas : Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan yang paling
tinggi derajatnya. Dikarenakan manusia memiliki akal, pikiran dan rasa. Ketiga
kekayaan manusia inilah yang membuat manusia disebut sebagai Khalifah di bumi
ini. Tuntutan hidup manusia lebih daripada tuntutan hidup makhluk lainnya yang
membuat manusia harus berpikir lebih maju untuk memenuhi kebutuhan atau hajat
hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini
maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup.
Pandangan terhadap hidup ini adalah segala sesuatu
yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan,
bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh kehidupan.
Oleh karena itu, dalam kehidupan dunia dan akhirat pandangan hidup seseoranglah
yang menentukan akhir hidup mereka sendiri. Selain itu Pandangan hidup juga
tidak langsung muncul dalam masyarakat, melainkan melalui berbagai proses dalam
kehidupan. Dalam perkembangan seorang manusia itulah proses dalam menemukan
jati diri atau pandangan hidupnya. Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas
juga dengan pendidikan. Manusia mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya
adalah berasal dari pendidikan. Oleh karena itu jika kita membahas tentang
pandangan hidup, tidak boleh lepas dari pendidikan. Karena dengan pendidikan
manusia dapat berpikir lebih kedepan mulai dari kehidupan baik lahir maupun
batin.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Pandangan Hidup
1. Menurut
Koentjaraningrat dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy Subandrijo
(2000: 90) Pandangan hidup (World View) adalah nilai-nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat yang dipilih secara selekif oleh individu dan golongan di
dalam masyarakat.
2. Menurut Manuel Kaisiepo
dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy Subandrijo (2000: 90)
Pandangan hidup mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan hidup itu
mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
3. Menurut
Lenski dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy Subandrijo (2000:
90) Pandangan hidup merupakan bagian dari ideologi.
Secara umum Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau
landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini
sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara. Semua
perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan pancaran
dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah
sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya
kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya
ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya
biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang.
Dengan memegang teguh pandangan hidup yang diyakini,
seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila
menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang
dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang, bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor, antara lain :
1. Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang
diyakini.
2. Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
3. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung
dalam pandangan hidupnya.
4. Kurang mampu
mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup yang ada dalam pandangan
hidupnya.
5. Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri
sendiri.
Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun
demikian, pandangan hidup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan
hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita
atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.
Dari definisi-definisi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia yang mana
mencerminkan diri seseorang. Pandangan hidup tersebut dapat digunakan dalam
menjalani hidup. Pandangan hidup itu juga bisa diimplementasikan sebagai
hasil-hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman, fakta, dan sikap meyakini
sesuatu yang diringkas sebagai pegangan, pedoman, petunjuk atau arahan.
Pandangan hidup dapat diklasifikasikan berdasarkan
asalnya yang terdiri dari 3 macam, yaitu:
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu
pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa Ideologi, yang
disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan
hidup yang relatif kebenarannya.
Pandangan hidup mempunyai 5 unsur-unsur, yaitu:
1. Cita-cita apa yang diinginkan yang mungkin dapat
dicapai dengan usaha atau perjuangan.
2.Kebajikan segala hal yang baik yang membuat manusia
makmur, bahagia, damai dan tenteram.
3. Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang
dilandasi keyakinan.
4. Keyakinan atau kepercayaan, merupakan hal
terpenting dalam hidup manusia
5. Etika
1. Cita-cita
Cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan, yang
selalu ada dalam pikiran. Cita-cita merupakan pandangan masa depan dan
pandangan hidup dimasa yang akan datang.
Faktor manusia yang ingin mencapai cita-citanya
ditentukan oleh kualitas manusianya. Cara keras dalam mencapai cita-cita
merupakan suatu perjuangan hidup yang apabila berhasil akan menimbulkan
kepuasan.
Faktor kondisi yang mempengaruhi tercapainya
cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang
menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan
merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita sedangkan
faktor yang menghambat merupakan kondisi
yang merintangi.
2. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan adalah suatu perbuatan yang
mendatangkan kesenangan bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebaikan pada
hakekatnya sama dengan perbuatan moral yang sesuai dengan norma-norma agama dan
etika.
Manusia berbuat baik karena pada hakekatnya manusia
itu baik. Makhluk bermoral atas dorongan suara hatinya manusia cenderung
berbuat baik. Manusia adalah sebuah pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa
dan badan. Kedua unsur tersebut terpisah bila manusia meninggal. Manusia
mempunyai kepribadian oleh karena itu ia mempunyai pendapat sendirian ia
mencintai dirinya, perasaannya dan cita-citanya. Untuk dapat melihat kebajikan
kita harus melihat dari 3 segi, yaitu manusia sebagai mahluk pribadi,
manusia sebagai anggota masyarakat dan manusia sebagai makhluk
Tuhan.
Suara hati adalah semacam bisikan didalam hati yang
mendesak seseorang untuk menimbang dan menentukan baik buruknya suatu
perbuatan. Jadi suara hati dapat merupakan hakim untuk diri sendiri. Sebab itu
nilai suara hati amat besar dan penting dalam hidup manusia.
Kebajikan adalah perbuatan yang selaras dengan suara
hati kita, suara hati masyarakat dan Tuhan. Kebajikan berarti:berkata sopan,
santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah
tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak
meransang bagi yang melihatnya.
3. Usaha dan Perjuangan
Usaha dan perjuangan adalah kerja keras untuk
mewujudkan cita-cita. Sebagian hidup manusia adalah usaha atau berusaha.
Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, maka ia harus bekerja keras. Kerja
keras itu dapat dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau
jasmani bahkan dengan keduanya. Kerja keras pada dasarnya menghargai dan
meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat manusia
iri, miskin dan melarat bahkan menjatuhkan harkat dan martabatnya sebagai
seorang manusia.
4. Keyakinan atau
Kepercayaan
Keyakinan atau kepercayaan berasal dari akal atau
kekuasaan Tuhan. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat,
yaitu:
1. Aliran Naturalisme, aliran ini
berintikan spekulasi mungkin ada Tuhan mungkin juga tidak. Dasar aliran ini
adalah kekuatan gaib dari nature dan itulah ciptaan Tuhan. Bagi yang percaya
adanyaTuhan, itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah ciptaan Tuhan karena
itu manusia mengabdi kepada Tuhan berdasarkan ajaran ajaran Tuhan yaitu agama.
Ajaran agama ada 2 macam, yaitu:
a. Ajaran agama yang dogmatis, disampaikan Tuhan
melalui ajaran para nabi.
b. Ajaran agama dari pemuka agama, yaitu sebagai hasil
pemikiran manusia
sifatnya relatif.
2. Aliran Intelektualisme, besar aliran ini
adalah logika atau akal. Akal berasal dari bahasa Arab yaitu qolbu yang
berpusat dihati, sehingga timbullah istilah “hati nurani” artinya daya rasa.
3. Aliran gabungan, dasar aliran ini adalah perbuatan
yang gaib dan akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan yang berasal dari Tuhan,
sedangkan akal adalah dasar kebudayaan yang menentukan benar tidaknya sesuatu.
Apabila aliran ini dihubungkan dengan pandangan hidup, maka akan timbul 2
kemungkinan pandangan hidup yaitu : pandangan hidup sosialisme dansosialisme
religius.
Langkah-langkah berpandangan hidup yang baik
yaitu:
1. Mengenal, merupakan suatu kodrat bagi manusia dan tahap hidup
pertama dari setiap individu. Sebagai seorang muslim kita mengenal pandangan
hidup yaitu alquran dan hadist serta ijamak Ulama yang merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.
2. Mengerti, mengerti disini dimaksudkan
pada mengerti tentang pandangan hidup.
3. Menghayati, menghayati nilai-nilai yang
terkandung dalam pandangan hidup yaitu dengan memperluas dan memperdalam
pengetahuan mengenai pandangan hidup.
4. Meyakini, merupakan suatu hal yang
cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai tujuan
hidupnya.
5. Mengabdi, merupakan suatu hal yang
penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan
diterima baik oleh dirinya sendiri lebih dari orang lain.
6. Mengamankan, merupakan langkah
terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam
menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
5. Etika
Istilah etika dalam bahasa Indonesia berasal dari kata
Yunani ethos yang berarti watak kesusilaan dan adat. Jadi,
hampir sama dengan pengertian moral yang berarti cara hidup atau adat. Etika
dipergunakan dalam mengkaji suatu system nilai yang ada, misalnya etika itu
sesuai atau tidak dengan norma yang berlaku. Sedangkan moral dipergunakan untuk
perbuatan yang sedang dinilai, misalnya beramal merupakan perbuatan yang
bermoral, sedangkan mencuri merupakan perbuatan yang tidak bermoral. Jadi,
etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sebaiknya
manusia hidup dalam masyarakat, apa yang baik dan apa yang buruk; segala ucapan
harus senantiasa berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan tentang peri keadaan hidup
dalam arti kata seluas-luasnya.
Penentuan segala sesuatu dalam masyarakat untuk
memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Karena, norma merupakan aturan,
ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu, benar atau
salah, baik atau buruk.
1.2 Hubungan manusia dan pandangan hidup
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa
ciri tersendiri akan diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan
manusia memiliki keunggulan dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan
manusia tersebut adalah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari
kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup berupa suatu penggaris yang
mungkin dapat dinyatakan dengan kata-kata sebagai rumusan juga dapat dikatakan
rumusan:
Orang yang sulit menyusun perasaan, pikiran dan
kejiwaan.
Juga karena ia sendiri menyadari bahwa mungkin ia
dapat berbuat/ bertindak yang melanggar prinsip-prinsip yang dikatakan.
Dan khawatir kalau ada kritik besar dan penyelewengan
pandangan hidup dari anak-anak .
1.3 Pengertian Anak
1. Menurut Dr. As’aril Muhajirin, M. Ag dalam buku
berjudul Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual (2011: 113) pengertian anak
dalam islam diistilahkan dari akar kata al-walad, al-ibn, al-tifl, al-syabi,
dan al-ghulam. Dalam pengertiannya yang identik dengan al-walad, ia berarti
keturunan yang kedua dari seseorang, atau segala sesuatu yang dilahirkan,juga
bias berarti manusia yang masih kecil. Menurut pengertian ini,keturunan pertama
adalah orang tua. Kemudian setiap orang tua yang mempunyai keturunan, keturunan
itu yang disebut sebagai anak.
2. Menurut Prof.Drs. Koesparmono Irsan,SH,MH,MBA
dalam buku berjudul Hukum dan Hak Asasi Manusia(2009:63) mengatakan bahwa anak
adalah amanah sekaligus karunia Tuhan YME , yang senantiasa harus kita jaga
karena dalam dirinya melekat harkat,martabat dan hak-hak sebagai manusia yang
harus dijunjung tinggi.
3. Berdasarkan Undang-Undang Pasal 1(2) 4/1979 di
dalam buku berjudul Sosiologi Keluarga yang disusun oleh Prof.Dr. Soerjono
Soekanto (2004:130) memaparkan bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai
usia 21 tahun dan belum pernah menikah.
Dari definisi- definisi tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa anak adalah pribadi yang membutuhkan kasih sayang, perhatian
dan perlindungan dari pribadi yang dituakan olehnya, baik dari orangtua, guru
ataupun masyarakat.Selain itu anak- anak mulai berkembang tidak hanya dari
jasmaninya melainkan juga psikologinya dimana anak-anak sudah berkembang
semakin luas.Selain itu juga anak-anak mulai diberi pengertian tentang berbagai
hal mulai dari agama, norma, hak dan kewajiban. Anak juga mengalami
perkembangan seperti mulai mengambil keputusan tentang apa yang akan dia
lakukan kedepannya.
1.4 Pengertian Keluarga
1. Dalam buku berjudul
Psikologi Perkembangan yang disusun oleh Drs. Agus Sujanto yang dikutip oleh
Drs.Sudarsono dalam buku berjudul Kenakalan Remaja(2008:125) menjelaskan
bahwa keluarga merupakan lingkungan yang terdekat untuk membesarkan,mendewasakan
dan di dalamnya anak mendapatkan pendidikan yang pertama kali. Keluarga
merupakan kelompok masyarakat terkecil,akan tetapi merupakan lingkungan paling
kuat dalam membesarkan anak dan terutama bagi anak yang belum sekolah.
2. Menurut Soerjono
Soekamto dalam buku berjudul Sosiologi keluarga tentang Ikhwal Keluarga,Remaja
dan anak (2004:1) mengatakan bahwa keluarga merupakan kelompok social kecil
yang terdiri dari suami,istri beserta anak-anaknya yang belum menikah. Keluarga
lazimnya juga disebut rumah tangga,yang merupakan unit terkecil dalam
masyarakat sebagai wadah dan proses pergaulan hidup
3. Menurut Subino
Hadisubroto dalam bukunya yang berjudul Pentingnya Pendidikan,dalam
“Keluarga dalam Hakikat Tujuan Pendidikan Nasional” keluarga(2007:23) adalah
tempat untuk berbagi rasa dan pikiran, menjadi tempat mencurahkan suka dan
duka,tidak menjadi tempat bergantung bagi anak-anak akan tetapi sebagai tempat
berlatih mandiri, tidak menjadi tempat menuntut hak,menjadikan tempat
menumbuhkan kehidupan religius, dan akhirnya menjadi tempat yang aman karena
aturan main antaranggota ditegakkan.
Dari definisi-definisi diatas, dapat ditarik
kesimpulan pengertian dari keluarga adalah kelompok sosial terkecil dalam
masyarakat, tetapi memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan karakter
seseorang.
1.5 Pengertian Pendidikan
1. Istilah pendidikan yang terdapat dalam buku Ilmu
Pendidikan Teoretis dan Praktis, ditulis oleh
M. Ngalim Purwanto (2007: 3) salah satunya Pedagogik atau
ilmu pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki, merenungkan tentang
gejala-gejala perbuatan mendidik. Pedagogik berasal dari kata
YunaniPaedagogia yang berarti “pergaulan dengan anak-anak”. Paedagogos ialah
seorang pelayan atau bujang pada zaman Yunani kuno yang pekerjaanya mengatur
dan menjemput anak-anak ke dan dari sekolah.
2. Arti pendidikan dalam buku. Pemikiran
kependidikan ( 2009 : 25 ) ialah crow and crow ( dalam subingh, 1979 ) : “ the
function of education must be recongnelzed to be guidance of a lerning, at all
stages of his want, needs, and potentialities that will insure for him a
personally satisfying and socially desirable pattern of living. Dari pengertian
ini dapat dipahami bahwa pendidikan tidak dipandang hanya sebagai usaha
mewujudkan keiginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai pola
hidup pribadi dan social yang memuaskan. Dikemukakan pula bahwa pendidikan
mengandung tujuan yang ingin dicapai yaitu individu yang berkembang
kemampuannya sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya, atau sebagai warga
masyarakat mapun sebagai warga Negara. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pendidikan perlu melakukan usaha yang disengaja dan terencana. Kegiatan
tersebut hendaknya dapat diberikan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
3. Menurut Aristoteles dalam buku berjudul
Pedoman Pendidikan dan Pengajarannya yang disusun oleh Drs.Abu Bakar
Muhammad(1981:16), pendidikan adalah menyiapkan akal untuk pengajaran,
sebagaimana disiapkan tanah tempat persemaian benih. Dia mengatakan bahwa di
dalam diri manusia itu ada dua kekuatan,yaitu pemikiran kemanusiaannya dan
syahwat hewaniyah. Pendidikan itu adalah alat (media) yang dapat membantu
kekuatan pertama untuk mengalahkan kekuatan yang kedua.
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
oleh dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.
1.6 Pengertian Masyarakat
1. Menurut J.L.Gillin dan J.P.Gillin dalam buku
Sosiologi dan Perubahan Masyarakat yang di susun oleh Drs. Abdul Syani(1995:46)
menamakan masyarakat sebagai kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
2. Dalam buku berjudul Individu dan
Masjarakat yang disusun oleh Dr A. Lysen(1967:14) mengatakan bahwa
masyarakat kira-kira sama artinya dengan “lingkungan sosial”, pergaulan hidup
manusia dan seperti kata masyarakat lebih diartikan , apabila kita memandangnya
di dalam hubungan dengan individu
3. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang
disusun oleh W.J.S Poerwadarminta(2007:751)Masyarakat adalah pergaulan hidup
manusia (sehimpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan
ikatan-ikatan aturan yang tentu)
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa masyarakat merupakan sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas diri
dari yang tidak berpendidikan sampai yang berpendidikan tinggi. Baik buruknya
kualitas masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan anggotanya, sehingga
semakin baik pendidikan anggotanya, semakin baik pula kualitas masyarakat
secara keseluruhan.
2. Macam-Macam Pandangan Hidup
Dalam buku berjudul Ilmu Pendidikan Teoritis dan
Praktis bahwa macam-macam pandangan hidup yang disusun oleh Drs.M.Ngalim
Purwanto (2007:23) berdasarkan sumbernya,dapat digolongkan ke dalam tiga
kelompok,yaitu :
1. Pandangan hidup berupa agama (pandangan hidup
muslim). Pandangan hidup ini memiliki kebenaran mutlak. Sebagai contoh,
pandangan hidup muslim(orang islam) bersumber dari Al-Qur’an dan Sunah(sikap,
perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad saw)
2. Pandangan hidup berupa ideologi merupakan
abstraksi dari nilai-nilai budaya suatu Negara atau bangsa. Misalnya ideologi
Pancasila dapat merupakan sumber pandangan hidup, sebagaimana halnya P4
3. Pandangan hidup berupa hasil perenungan
seseorang sehingga dapat merupakan ajaran atau etika untuk hidup, misalnya
aliran-aliran kepercayan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, maka pada bagian ini akan dikemukakan beberapa pokok sebagai berikut :
1. Pendidikan
pandangan hidup yang dimiliki seorang anak dapat membantu kembang tumbuh anak
dalam proses pembelajaran tentang dirinya sendiri dan dunia sekitarnya.
2. Seorang anak
yang memiliki pandangan hidup atau prinsip hidup akan menjalankan kebajikan
dalam kehidupannya.
3. Setiap
manusia pasti memiliki pandangan hidup untuk mencapai kehidupan yang sejahtera,
baik sebagai pedoman dalam hidupnya, pegangan ataupun petunjuk hidupnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Latif, Abdul. 2007. Pendidikan
Berbasis Nilai Kemasyarakatan. Bandung: PT Refika Aditama
Syani, Abdul. 1995. Sosiologi
dan Perubahan Masyarakat. Bandar Lampung: PT Dunia Pustaka
Jaya
Muhammad, Abu Bakar. 1981. Pedoman Pendidikan
dan Pengajaran. Surabaya: Usaha Nasional
A. Lyzen. 1967. Individu dan Masjarakat. Bandung:
Sumur Bandung
Sujanto, Agus. 1981. Psikologi
Perkembangan, edisi kedua. Jakarta: Radar Jaya Offset
Semiawan, Conny R.
2002. Pendidikan Keluarga Dalam Era Global. Jakarta: PT
Prenhallindo
Harjaningrum, Agnes
Tri. 2007. Peranan Orang Tua dan Praktisi dalam Membantu Tumbuh
Kembang Anak Berbakat
Melalui Pemahaman Teori dan Tren Pendidikan. Jakarta:
Prenada Media
Group
Hasbullah. 2009 . Dasar-dasar
Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers
Hurlock, Elizabeth B.
1997. Psikologi Perkembangan, edisi Kelima.
Jakarta: Erlangga.
0 comments